https://www.husnaroina.my.id/

Review Novel Second Sister (Putri Kedua)- Chan Ho-Kei

Posting Komentar

 

Second Sister

“Manusia takkan pernah mau mengakui bahwa mereka makhluk yang egois. Kita bicara tanpa henti tentang moral daan keadilan, tapi begitu terancam  kehilangan apa yang kita miliki, kita kembali pada kemampuan untuk bertahan hidup. Itu manusiawi. Yang lebih parah, kita suka mencari-cari alasan- kita bahkan tidak cukup berani untuk mengakui tindakan egois kita sendiri. dengan kata lain, kemunafikan.” N

Akhir tahun 2023 saya berhasil menyelesaikan novel ini dan jadi best read saya di tahun kemarin. Novel yang banyak di rekomendasikan oleh pecinta misteri-thriller membuat novel ini selalu habis di Ipusnas. Novel yang membuat saya gamon berhari-hari dan falling in love with N. Salah satu karakter yang membuat saya masuk dalam barisan para istrinya. uhuk.. si tukang halu. Wkwk..

Meskipun novel ini gak ada unsur-unsur romance-nya sama sekali tapi bisa bikin saya baper banget sama si peretas eksentrik satu ini.

Saya baca novel ini di Ipusnas yang antriannya puanjang banget senang dong pas dapet ebooknya. Hahaha..  Setelah membaca ebook-nya saya jadi ingin beli bukunya. Tapi harganya mahal banget. huhu. Berharapnya ada diskon akhir tahun kemarin tapi diskonnya dikit banget. Akhirnya saya gak jadi bawak N pulang dalam pelukan. 

Sebelum mengulas lebih banyak buku ini. Yuk, baca dulu sinopsisnya. Check it out!

Identitas Buku

Judul: Second Sister

Penulis: Chan Ho-Kei

Penerbit: Gramedia

Halaman: 620 Hal

Genre: Mistery-Thriller-Crime

Baca juga: Review Gadis Minimarket

Sinopsis Novel Second Sister

Second Sister menceritakan seorang gadis 15 tahun yang bunuh diri karena perundungan baik secara langsung di sekolahnya maupun secara cyber. Ada alasan kuat kenapa gadis bernama Au Siuman ini melakukan tindakan tersebut karena beberapa bulan sebelumnya Siuman mendapat kekerasan seksual di kereta. Yang mana kabar itu tersebar hingga ke sekolahnya, tidak hanya disekolah tetapi viral di internet juga. Kejadian itu membuat Siuman depresi dan stress. 

Tapi apakah bunuh diri itu hanya didasarkan itu aja? kakaknya yang merasa curiga dengan kematian adiknya bertekad untuk menyelidikinya. Nga-Yee kakak Siuman bertekad untuk menemukan siapa yang menjadi pemicu tindakan bunuh diri Siuman. Nga-Yee lalu menyewa detektif swasta “tradisional” untuk menyelidiki dan menemukan penjahatnya. 

Ternyata detektif swasta itu tidak bisa menemukan orang berada dibalik internet karena itu bukan keahliannya dan menyarankan Nga-Yee untuk mendatangi N seorang detektif dan juga peretas jenius. Saat ia mendatangi N, Nga-Yee melihat sebuah apartemen lusuh dan kusam. Kesan pertamanya terhadap tempat itu membuatnya tak yakin apakah N detektif yang bisa diandalkan. 

Atas saran detektif sebelumnya Nga-Yee akhirnya memberanikan diri untuk naik ke lantai 6 gedung apartemen itu dan bertemu dengan N. Dengan rambut berantakan, baju kaos oblong, celana kargo, dan tampilan yang benar-benar autan N menyambut Nga-Yee di pintu depan apartemennya. Dan ini membuat kesan Nga-Yee semakin tidak yakin apakah orang yang berdiri di hadapan adalah seorang detektif swasta.

Di awal pertemuannya dengan N kasusnya di tolak mentah-mentah karena tidak menantang baginya dan menurutnya terlalu mudah. Nga-Yee tidak menyerah dong, ia datang setiap hari dan mengintai apartemen N sampai N mau menerima kasusnya. Akhirnya perjuangannya tidak sia-sia N menelpon Nga-Yee menyuruhnya naik ke apartemennya dan mengatakan ia mau menerima kasusnya dengan bayaran yang sangat mahal.

Nga-Yee bingung dari mana N bisa mendapatkan nomer telponnya membuat ia bertanya-tanya sepanjang perjalanan menuju ketempat N. Negosiasi pun di mulai, Nga-Yee terkejut N meminta bayaran sama persis dengan uang tabungannya dalam rekeningnya. Dan dari situ ia sadar bahwa N sudah meretas akun rekening dan handphonenya. 

N menantang Nga-Yee akan menerima kasusnya dengan mempertaruhkan segala uang yang Nga-Yee punya. Dan menguji seberapa bertekadnya Nga-Yee dalam memecahkan kasus adiknya ini. Nga-Yee menerimanya dan penyelidikan pun di mulai. Sebagai seorang peretas pastinya sangat ahli di bidang teknologi dan internet. N memulai penyelidikan dan menelusuri dunia maya untuk menemukan siapa orang dibalik surat perundungan Au Siuman. 

Oh ya Nga-Yee ini bekerja sebagai pustakawan dan memiliki pengetahuan terbatas tentang teknologi dan internet membuat N geleng-geleng kepala. Sebagai pustakawan memang masih banyak yang beralih ke sistem yang berbasis teknologi sehingga masih memakai cara manual. Dan gak mengherankan sih kalau masih ada pustakawan yang gaptek.

Di beberapa bagian N banyak menjelaskan terkait internet dengan Nga-Yee dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam. N ini aslinya sombong dan cara bicaranya tu suka nyindir. Tapi ia tetap sabar menjelaskan banyak hal dengan Nga-Yee terkait teknologi dan internet.

Cerita pencarian N dan Nga-Yee rasanya berjalan lama. Karena orang yang mengirim surat anonim itu ternyata cukup mengerti dengan teknologi dan internet sehingga alamat IP nya sulit dilacak. Orang itu pandai menutupi jejaknya di dunia maya agar tidak dilacak orang lain. Hingga pada akhirnya N menemukan petunjuk dan mulai menyelidiki secara mendalam. Kasus Siuman bukan hanya soal perundungan di dunia maya tetapi menyangkut kasus yang lebih rumit dan mendalam yang dapat menimbulkan trauma dalam jangka panjang. 

Baca juga: Review Novel 1984

Ulasan Novel Second Sister

Di awal membaca saja novel ini sudah menarik perhatian dengan prolognya. Membuat yang baca semakin penasaran dan tidak bisa berhenti. Kasus yang diangkat pun sangat sensitif dan kita bisa melihat ketimpangan hukum dan ketidakadilan terhadap kasus pelecehan seksual yang hanya dijatuhi hukuman 2-3 bulan. Jika berkelakuan baik masa hukuman bisa dikurangi.

Rasanya percuma saja melapor melihat masa hukuman yang tidak sebanding dengan trauma yang dirasakan oleh para korban. Padahal ia korban tapi hukuman secara sosial malah lebih banyak dirasakan oleh para korban ini. Miris sekali. Pelaku sudah keluar dan korban harus menderita seumur hidup.

Begitu lah yang dialami oleh Au Siuman. Di sekolah teman-temannya membicarakannya walaupun tidak secara terang-terangan. Mereka berbisik seakan-akan Siuman tidak bisa mendengar obrolan mereka. Belum lagi surat anonim yang sangat menyudutkannya membuat seolah-olah ia adalah pelaku degan menjebloskan orang yang salah. Membuat Siuman semakin tertekan stress dan depresi berat.

Dari novel ini juga saya belajar banyak tentang internet bagaimana seorang hacker meretas akun kita baik laptop dan handphone. Meski device dalam keadaan mati mereka tetap bisa mengintai kita seakan mereka bisa melihat kegiatan kita apa saja dan merasa ditelanjangi tanpa disadari.

Internet memang sangat memudahakan kehidupan mau mencari apa saja bisa dan tinggal klik apa yang kita cari ada. Akan tetapi sisi gelapnya pun selalu mengintai kita ibarat gunung es yang hanya kita tahu adalah puncaknya saja. Didasarnya ada sesuatu yang lebih besar dan mengerikan.

"Internet adalah tempat yang luar biasa untuk kita berbagi pengetahuan dan meningkatkan komunikasi. Tapi manusia pada dasarnya lebih suka mengekspresikan pendapat mereka dibandingkan mencoba memahami orang lain. Kita selalu terlalu banyak bicara dan sedikit mendengarkan, itulah kenapa dunia ini begitu berisik. Baru setelah memahami ini kita akan melihat kemajuan di dunia. Saat itulah umat manusia akan siap menggunakan Internet sebagai alat." - N

Tidak hanya itu novel ini banyak mengangkat isu sensitif lainnya termasuk menjadikan anak dibawah umur sebagai budak seks dan menjual foto mereka ke Deep web. Deep web sendiri bagian tergelap dari internet yang tidak banyak orang tahu dan cara mengaksesnya juga harus menggunakan mesin pencari tertentu. Yang pernah saya dengar tentang Deep web ada banyak hal mengerikan disana dan sisi tergelap dan terjahat manusia bisa ditemukan di ruangan itu. Tentunya ada banyak virus yang bertebaran disana dan juga hacker kelas atas yang bisa dengan mudah membobol data pribadi kita dan menjadikan kita target kejahatan. Sangat mengerikan sekali bukan.

Selain mendapatkan pelajaran, novel ini juga bisa membuat kita menjadi takut untuk bermain internet. Karena kejahatan yang mengintai gak main-main bahayanya. 

Baca juga: Review Gadis Kretek

Giman seru kan, tertarik untuk membaca novelnya gak nih? Hehe..

Sekian review novel Second Sister dari saya. See you next Review guys ^_^


Related Posts

Posting Komentar