https://www.husnaroina.my.id/

[Review Buku] Seribu Wajah Ayah Karya Nurun Ala

Posting Komentar
Review Buku Seribu Wajah ayah

Judul: Seribu Wajah Ayah

Penulis: Nurun Ala

Penerbit: Grasindo

Hlm: 148 hal

ISBN: 9786020522678

"Tidak ada cinta sejati tanpa kemantapan hati dan kemampuan. Mereka yang berkata 'Aku mencintaimu' dengan hati yang mantap tapi tanpa kapasitas yang mumpuni untuk menjaga, merawat, dan menumbuhkan, hanyalah para perayu- kalau bukan pembual. Mereka yang memiliki kemampuan tapi tak mantap hatinya adalah peragu." 

Blurb:

Malam ini, kamu dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kamu dipaksa untuk bekerja-kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan masa lalu. Beragam ekspresi wajah ayahmu seketika hadir membayang-bayang: bahagia, sedih, bangga, marah, murung, kecewa, dan aneka ekspresi lain yang kamu terlalu lugu untuk mendefinisikannya.

Meskipun begitu, kamu yakin betul, masih banyak wajah yang ia sembunyikan di hadapanmu. Juga, yang tak benar-benar kamu perhatikan karena kamu terlalu asyik dan sibuk dengan duniamu.

Ada sesal disana, tentang ketulusan yang kamu campakkan. Tentang rindu yang dibawa pergi. Tentang budi yang tak sempat- dan memang tak akan pernah-terbalas. Seribu wajah ayah sekalipun yang kamu kenang dan ratapi malam ini, tak’kan pernah mengembalikannya.

"Karena Cintanya adalah pancaran cahaya, tak 'kan berhenti hanya karena kau menutup jendela."

Kalau mau cari buku yang mengharu-biru, buku Seribu Wajah Ayah ini harus kamu baca. Seribu Wajah Ayah menceritakan tentang pengorbanan seorang ayah yang membesarkan anak semata wayangnya dengan penuh kasih sayang dan perjuangan hingga menempuh pendidikan tinggi.

Penceritaan buku ini sangat unik. Di sini penulis seolah-olah bercerita tentang kisah si pembaca. Seakan-akan kisah dalam cerita tersebut adalah kisah kita sendiri. Yang menariknya lagi dari awal sampai akhir, si tokoh aku ini dibuat tak bernama bahkan tak ada juga keterangan gender si aku yang membuat kita sebagai pembaca baik laki-laki ataupun perempuan bisa relate dengan isi buku.

Cerita di mulai dari melihat album foto berwarna biru. Foto di dalamnya berjumlah 10. Dalam setiap bab diceritakan satu demi satu foto dimulai dari si tokoh utama lahir hingga menempuh pendidikan tinggi S2. 

Mengawali cerita dengan sang ibu meninggal disaat melahirkannya. Sehingga sosok ayahlah yang membesarkan dan mendidik si anak. Sang ayah juga berperan mengisi figur seorang ibu agar si anak tidak kekurang kasih sayang. Pembawaan cerita begitu dekat dgn kehidupan kita sehingga feel yg di rasakan begitu mendalam. Menghanyutkan kita para pembaca.

Buku ini banyak sekali mengambil kutipan-kutipan dari orang terkenal juga hadist-hadist dari Rasul. Buku ini sangat kental akan pesan religi juga pesan-pesan moral dalam kehidupan sehari-hari kita yang mungkin tanpa kita sadari.

Rasa penyesalan yang mendalam pada tokoh si anak amat menyesakan dada. Tak ayal membaca novel ini membuat kita juga ikut sesak dan menangis mengenang perjuangan dan pengorbanan seorang ayah.

Jujur saja, saya sampe sesunggukan nangis baik. Penullis sangat berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca.

"Sebab ayahmu sudah berjanji untuk mencintaimu hingga akhir hayatnya. Ia paham betul konsekuensi yang harus dihadapi sebagai seorang pecinta sejati. Pecinta sejati dituntut untuk memiliki ketulusan memberi tanpa harap kembali. Dan pecinta sejati harus belajar untuk membebaskan-merelakan orang-orang yang dicintainya melakukan kebaikan-kebaikan yang akan menumbuhkannya."

Related Posts

Posting Komentar