https://www.husnaroina.my.id/

Review Novel Gadis Minimarket (Convenience Store Woman)

Posting Komentar
Gadis Minimarket (Convenience Store Woman)

Review Novel Gadis Minimarket (Convenience Store Woman). Akhirnya seneng banget dapet buku ini di Ipusnas yang antriannya panjang banget. Karena bukunya tipis saya pikir mending pinjem aja daripada beli. Dan banyak yang bilang ceritanya mindblowing banget. Jadinya saya makin penasaran dong dengan review teman-teman yang lain.

Waktu didiskusi Kelana saat membahas buku yang sangat berkesan selama jadi pembaca, ada yang nyebutin buku ini. Setelah mendengar review dari teman saya makin-makin penasaran dong. Hahaha..

“Mungkin orang merasa hidupnya dilanggar oleh orang lain akan merasa sedikit lebih baik dengan menyerang orang lain menggunakan cara yang sama. Hanya karena aku minoritas dengan gampangnya mereka mau memerkosa kehidupanku”.

Judul: Gadis Minimarket (Convenience Store Woman)

Penulis: Sayaka Murata

Penerbit: Gramedia Pustakan Utama

Jumlah halaman: 160 hal

Sebelum saya mengulas novel ini yuk simak dulu sinopsisnya. 

Sinopsis Gadis Minimarket

Seorang wanita bernama Keiko Furukura yang berusia 36 tahun bekerja sambilan di minimarket selama 18 tahun. Anehnya diusia yang sudah matang Keiko belum lagi menikah dan tidak punya pacar.

Dari kecil Keiko sudah memiliki pemikiran berbeda dari kebanyakan orang dan keluarganya menganggap Keiko itu sakit. Orang-orang disekitar Keiko menganggap ia tidak normal dan aneh. Sehingga untuk menjadi normal menurut masyarakat, Keiko memilih untuk lebih banyak diam dan tidak lagi mengungkapkan apa yang ia pikirkan. 

Lambat laun Keiko tidak memahami makna hidup sesungguhnya dan hidupnya terasa hampa. Saat berjalan-jalan di area kota baru Keiko melihat pengumuman lowongan kerja sambilan di sebuah minimarket yang akan baru dibangun di kawasan itu. Dan ia mencoba melamar pekerjaan itu dan berhasil diterima. 

Setelah bekerja di minimarket ada SOP yang harus di ikutin membuat Keiko patuh dan taat dengan peraturan minimarket. Hidupnya yang awalnya terasa hampa dan tak bermakna setelah bekerja di Minimarket, ia baru merasa hidup dan lambat laun menjadikan minimarket tempatnya bekerja sebagai jiwa dan raganya. 

Hingga pada akhirnya orang-orang disekitar Keiko mengusiknya dengan pertanyaan. Kenapa diusianya yang sekarang Keiko masih memilih kerja sambilan dan bukan malah mencari pekerjaan tetap seperti kebanyakan masyarakat? Kenapa ia belum juga menikah dan pertanyaan-pertanyaan lain sehingga menggoyahkan kehidupan Keiko yang nyaman sekarang. 

“Masyarakat modern itu cuma ilusi karena meski berbicara soal persamaan gender, kita tetap hidup di dunia yang sama seperti zaman jomon”.

Review Novel Gadis Minimarket Karya Sayaka Murata

Saat membaca novel ini aku tidak punya ekspektasi apa-apa tentang ceritanya. Yang saya tahu banyak teman-teman saya merasa tidak nyaman setelah membaca novel ini. 

Buku ini menurut saya mencoba mengkritik ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat normal.  Ada banyak sindirian terhadap masyarakat dalam ceritanya. Dimana orang-orang tidak mengikuti aturan masyarakat dianggap tidak normal dan sering kali dikucilkan. Itulah gambaran Keiko dan Shiraha. Mereka diusia yang sudah sangat matang tapi masih belum mendapatkan pekerjaan tetap dan menikah. 

Selama membaca novel ini banyak sekali detail-detail kecil yang terlupakan dalam hidup dan lewat novel ini diingatkan kembali. 

Keiko yang dianggap tidak normal hanya karena ia tidak memahami apa yang ada disekitarnya mengingatkan saya seperti seorang psikopat. Saya beberapa kali membaca atau menonton film dengan tokoh seperti Keiko yang tidak bisa merasakan apapun. Tapi bedanya ceritanya ini bukan cerita misteri ataupun thriller sehingga cerita tidak melenceng kearah sana. Hahaha…

Meski begitu tokoh Keiko ini cukup menarik bagaimana ia setelah bekerja di minimarket menemukan arti hidup sesungguhnya lewat aturan-aturan ketat yang berlaku di minimarket. Yang sebelumnya ia tidak tahu untuk apa hidupnya. 

Seseorang membutuhkan panduan untuk hidup agar hidup lebih terarah seperti halnya kita menjadikan Al-quran dan Sunnah sebagai pedoman hidup begitu juga Keiko yang menjadikan aturan minimarket sebagai panduan hidupnya. 

Ia selalu memastikan kesehatan tubuhnya, penampilannya, suaranya sesuai standar minimarket. Ia belajar menjadi normal dengan menirukan orang-orang yang berada di sekitarnya agar bisa berbaur dengan masyarakat dan dianggap normal.

"Bekerja di minimarket kerap disepelekan. Buatku itu menarik, dan kalau ada yang melakukan itu padaku, aku suka menatap wajahnya. Dan setiap kali melakukan itu aku merasa: seperti itulah manusi". (Hal 68)

Lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku dan cara kita berpikir dan berbicara. Dan ini membuat saya merenung dan berpikir dan tanpa sadar kita melakukan hal yang sama. Perlahan hal itu merasuk dan menjadi identitas diri kita. 

Menjadi pegawai minimarket membuat ia sangat mencintai minimarket dengan segenap jiwa raganya yang membuat ia berpikir bahwa ia memang terlahir untuk menjadi pegawai minimarket. 

Menurut saya ini percintaan yang sangat unik. Biasanya yang kita cintai adalah orang tapi untuk Keiko mencintai minimarket adalah segalanya.  

Ada lagi tokoh Shiraha yang bikin emosi dan naik darah tiap kali ia berbicara saat itu juga saya ingin memakinya. Tokoh yang sangat menyebalkan. Gambaran laki-laki pemalas yang cuma ingin hidup menumpang dengan orang lain. Shiraha ini sangat bangga menjadi parasit di hidup orang lain. 

Silahkan kamu baca sendiri dan siap-siap saja untuk memaki saat menemukan tokoh Shiraha ini. wkwkw..

Novel ini tidak buruk tapi tidak juga wah banget. Meski begitu novel ini cukup memberikan kesan untuk saya. Sangat cocok untuk bacaan ringan. Terjemahannya juga enak dan bahasa sangat mudah dipahami tipis jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk membacanya. 

"Manusia normal gemar mengadili manusia yang tak normal". (Hal 121)

Sekian review novel Gadis Minimarket dari saya. See you next review.😍


Related Posts

Posting Komentar