https://www.husnaroina.my.id/

Perjalanan Terbitnya Kumpulan Cerpen, Bedah Buku

3 komentar
Bedah Buku
Acara bedah buku di Bucu Buku

Sejujurnya aku bingung mau nulis tentang event apa, sedangkan aku beberapa bulan ini tidak menghadiri event, seminar, webinar, atau pun yang lainnya. Aku masih bingung apa yang ingin aku tulis. Terakhir setengah tahun lalu menghadiri acara bedah buku, perjalanan terbitnya kumpulan cerpen Yang Lebih Bijak Daripada Peri.

Acara bedah buku ini diadakan di Rumah Sintas, buku yang dibedah adalah buku karya Rizqi Turama salah satu penulis cerpen asal Palembang. Rizqi Turama sendiri adalah salah satu founder pendiri Komunitas Kota Kata Palembang. Cerpennya beberapa kali masuk dalam cerpen pilihan Kompas dan nangkring di surat kabar tersebut.

Rizqi Turama juga sudah beberapa kali menerbitkan buku, dan ini bukan kali pertama baginya. Di komunitas kami sering memanggilnya dengan panggilan kak Kiki. 

Bedah buku di mulai pukul 19.00 Wib, acara ini diadakan di hari terakhir kelas menulis cerpen yang diadakan oleh Rumah Sintas dan Komunitas Kota Kata. Yang datang pun cukup banyak selain dari anggota. Acara berlangsung dengan lancar dan kondusif. Ada banyak insight yang didapat dan mendapatkan tambahan ilmu baru dalam proses perjalanan menerbitkan sebuah buku. 

Ditulisan ini aku berusaha menggali ingatanku tentang acara bedah buku yang berlangsung sekitar bulan Februari lalu. Sudah cukup lama. Ingatanku sudah sedikit buram dan ada yang terlupakan. Rasanya aku  menyesal kenapa aku tidak mencatat selama acara berlangsung.

Inilah kebiasaan burukku tidak pernah mencatat di setiap seminar, event atau acara apa pun yang aku datangi. Next time, ini jadi pelajaran untukku agar rajin mencatat kegiatan yang aku lakukan.  

Perjalanan Terbitnya Kumpulan Cerpen 

kumcer yang lebih bijak daripada peri

Yang Lebih Bijak Daripada Peri merupakan kumcer terbaru dari Rizqi Turama. Cerpen ini di dalamnya mempunyai benang merah mempunyai satu tema yang sama ialah tentang alam. Meskipun cerpen satu dengan lainnya berdiri sendiri tidak memengaruhi cerpen lainnya. 

Dalam acara bedah buku itu, kak Kiki banyak mengungkapkan proses perjalanan terbitnya kumcer Yang Lebih Bijak Daripada Peri. Kendala dan kesulitan apa yang beliau hadapin selama proses penerbitan itu.

Aku pernah berpikir mungkin kak Kiki nggak akan mengalami kesulitan yang berarti selama proses penulisan dan penerbitan. Background beliau yang seorang dosen sastra di salah satu Universitas ternama di kota Palembang dan juga salah satu dari penulis Kompas akan memuluskan jalannya. Secara beliau sudah mempunyai branding yang kuat sebagai seorang penulis. 

Tapi ternyata penilaian dan pemikiranku salah besar. Beliau pun mengalami kesulitan dengan banyaknya revisi serta sindirian dari editornya. 

Kendala dan Hambatan Selama Pembuatan Cerpen 

Terkadang ketika menulis karya sastra cerpen kita tidak mengikuti aturan asal tulisan terlihat indah tanda baca sudah sesuai, enak dibaca, dan menonjolkan ke eastetikan ceritanya sudah cukup. Tapi semua itu tidak berlaku ketika cerpen diterbitkan oleh penerbit mayor. 

Ada banyak hal yang harus diperhatikan. Tidak hanya menonjolkan ke eastetikan sebuah karya sastra tetapi juga harus memperhatikan KBBI, PUEBI, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat majemuk, makna kalimat harus diperhatikan dengan sangat detail. 

Editor tidak mau memperbaiki itu jadinya kak Kiki mengedit kembali naskah cerpen Yang Lebih Bijak Daripada Peri. Beliau mengatakan meski mengajar sastra tetapi beliau tidak cukup mengetahui tentang bahasa linguistik karena ia sendiri tidak fokus kesitu. 

Setelah Beliau merevisi naskah cerpennya ada banyak perubahan. Ia mengatakan bahwa ceritanya lebih mudah dipahami dan makna ceritanya lebih tersampaikan kepada pembaca. 

Untuk menjadi penulis besar hal yang terkadang sepele menjadi patut diperhatikan jika ingin karya tersebut dikenang. Jika dari hal itu saja tidak diperhatikan bagaimana tulisan itu akan tembus ke penerbit mayor. 

Harapan setiap penulis pastinya ingin bisa menerbitkan buku di penerbit mayor. Diam-diam aku mengiyakan. Aku teringat mimpiku yang ingin menjadi seorang penulis. Dari bedah buku itu aku jadi tahu proses susahnya sebuah buku tembus ke penerbit. 

Koreksi seperti apa saja yang dilakukan oleh editor. Apa saja yang mesti di perhatikan, biasanya penerbit mayor akan menerima cerpen yang mempunyai tema sama dan harus punya benang merah. 

Itulah kenapa kumcer Yang lebih Bijak Daripada Peri covernya adalah sebuah pohon bewarna hijau rindang yang menggambarkan alam. Judulnya sendiri diambil dari salah satu judul cerpen di dalam buku tersebut. 

Kumpulan Cerpen Yang Lebih Bijak Daripada Peri

Judul: Yang Lebih Bijak Daripada Peri

Penulis: Rizqi Turama

Penerbit: Diva Press

Halaman: 156 hal

Cetakan pertama: Februai 2022

Buku ini terdiri dari 20 cerita yang bertemakan tentang alam. Cerpen-cerpen ini adalah kumpulan cerpen yang juga pernah terbit di berbagai media dari Kompas, Bangka Pos,Jawa Pos dll.

daftar isi buku

Disetiap cerpennya kak Kiki selalu menyematkan makna yang mendalam yang bisa dijadikan pelajaran bagi pembacanya. 

Kesimpulan 

Dari bedah buku itu aku jadi banyak belajar tentang proses editing naskah yang akan di jadikan buku, juga hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cerpen. Menerbitkan buku di penerbit mayor tidak lah semudah kita menerbitkan di penerbit indie. Jadi harus banyak berlatih dan membedakan yang mana kalimat aktif, pasif, dll. 

Tak banyak yang bisa aku tulis tapi sebisa mungkin aku menyampaikan point penting dari acara bedah buku, perjalanan terbitnya kumpulan cerpen tersebut. Meskipun sudah lama tetapi apa yang dikatakan oleh kak Kiki masih terngiang-ngiang dalam ingatan. Menjadi catatan penting untukku, siapa tahu aku juga bisa menerbitkan buku sendiri. 

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. Semoga bermanfaat. Kunjungi blogku jika ingin membaca tulisanku 

Related Posts

There is no other posts in this category.

3 komentar

  1. Wow keren sekali udah bisa tembus Kompas berkali-kali. Aku pernah ngirim dan gak lolos, sampe akhirnya lupa dan mulai males nulis cerpen lagi hahaha. Dasar penulis abal-abal aku ini.

    Makasih mbak sharingnya, aku jadi semangat nulis lagi.

    BalasHapus
  2. kece banget kalo ketemu sesama penulis itu yaa.. berasa dapat semangat baru untuk berkarya 😍

    BalasHapus
  3. Waah keren banget mbaa acaranya..
    Setiap karya yang tercipta pasti punya jalan prosesnya masing2 yaa mbaa.. seperti buku kumpulan cerpen ini..
    Dari membaca tulisan ini jadi ke notice kalo ingin jadi blogger kaidah menulisnya harus diperhatikan
    Makasi mbaa udah share pengalamannya..

    BalasHapus

Posting Komentar