https://www.husnaroina.my.id/

Perjalanan Pulang ke Palembang

1 komentar
Agen bus keramat djati cinangka

Aku merasa seperti mimpi yang barusan terbangun dari mimpi indah. Masih terngiang momen-momen bahagia dan indah di Pondok Cabe beberapa hari yang lalu. Momentum terbesar dalam pencapaian hidupku.
Setelah Pulang kerumah aku merasa hatiku kosong, seperti ada sesuatu yg hilang dan tidak lengkap. Entahlah, kenapa aku merasa seperti ini. Bukannya tak senang pulang kerumah tapi ada sesuatu dalam perasaanku yang tidak bisa aku jelaskan. 

Aku seakan masih mencari secercah rasa kebahagian yang meluap beberapa hari yang lalu tepatnya momen wisudaku di Universitas Terbuka. 

Aku merasa beberapa hari yang lalu hanya lah mimpi indah saja. Tapi biar bagaimana pun waktu semakin berjalan maju meninggalkan momen itu di masa lalu dan aku hanya bisa mengenangnya saja.

Perjalanan Pulang Ke Palembang

Suasana dalam bus

Sewaktu memutuskan pergi ke Tangerang untuk menghadiri wisuda. Aku memutuskan untuk pulang di hari rabu. 

Di hari senin setelah pulang dari seminar aku langsung pesan tiket bus Keramat Djati di anterin oleh Ibu Sri yang buka penginapan untuk wisudawan UT. 

Setelah sampai loket hampir jam 5 sore, untungnya loket masih buka. Aku langsung pesen tiket bus pulang ke Palembang. Aku juga memesan untuk temanku yang lain karena kami pulang berombongan.

Tepat di hari rabu kami datang ke pool Keramat Djati Cinangka sebelum jam 12. Kami masih menunggu cukup lama hingga jam 12.45 kami memasuki bus. 

Sebelum menuju Palembang, bus Keramat Djati mengambil penumpang dari beberapa pool Keramat Djati lainnya. Aku yang tak sempat jalan-jalan di kota orang bisa sekalian melihat-melihat. 

Sekitar jam 3 an kami memasuki dermaga merak, sebelum masuk kapal bus kami sempat berenti di salah satu rumah makan. Jadinya aku turun untuk ke toilet dan shalat.

Aku gak beli makanan, biasanya harga makanan di pemberhentian bus mahal. Jd untun menghemat aku sudah beli nasi sebelum berangkat utk persiapan makan di jalan. 

Sekitar jam 4 kami memasuki kapal Safari Nusantara. Ternyata kapal ini berbeda dari kapal yang aku naiki saat berangkat ke Tangerang. 

Kapalnya sedikit kecil dari kapal sebelumnya dan di dalamnya sangat berbeda. Aku bersama saudaraku mencari tempat duduk dan menemukan tikar. Karena capek banget duduk lah aku di tikar, tiba² ada orang yang mendatangi aku dan saudaraku (yuk Marni) memberitahukan kalo tikar itu di sewa dan itu bayar. 

Aku terkejut harus bayar sewa tikar 10rb, haduh. Di banding bayar mending kami cari tempat duduk lain. Akhirnya kami duduk di luar sembari melihat laut biru. 

Di kapal apa² serba sewa dan bayar. Kami berada di kapal hingga jam 19.30. Kami kembali turun dan memasuki bus kembali. 
Bus berjalan dari kapal dan menuju ke dermaga Bhakauheni Lampung. 

Memasuki tol yang panjang aku tertidur ditambah cuaca hujan bikin malam semakin dingin.  Tepat jam 10 malam bus berhenti di pemberhentian kedua di rumah makan Bandar Jaya Lampung. Karena sudah beli nasi sebelumnya kami makan di dalam bus saja.

Setelah makan, aku turun untuk ke toilet. Jujur saja aku gak tahan pakai toilet bus. Karena baunya sangat menyengat dan itu bau sungguh minta ampun. Lebih baik bayar 2rb tapi toilet bersih dan tidak bau. 

Tidak lama bus berangkat memasuki tol, dan malam semakin merangkak naik. Selama perjalanan aku lebih banyak tidur. Aku bersyukur bus Keramat Djati menyediakan selimut karena kalo malam dinginnya hingga badan menggigil. 

Setidaknya cukup hangat walaupun rasa dingin menembus hingga ke tulang. Jam setengah 3 bus memasuki kawasan Sumatera Selatan, beberapa penumpang sudah ada yang turun. 

Aku mengambil pemberhentian terkahir ialah di Pool Keramat Djati Km 12, kami sampai jam 4 subuh. Masih banyak penumpang akhirnya aku memutuskan menunggu pagi dan menunggu jemputan. 

Sekitar jam 6 kurang jemputan tiba, kami langsung pulang kerumah. Sesampai dirumah aku langsung tidur dan istirahat.

Nah, itulah cerita perjalanan pulang ke Palembang. Ini adalah kisah biasa, tapu bagiku ini adalah bagian dari momen indah yang tidak terlupakan.

Terima kasih sudah membaca. 

Related Posts

1 komentar

  1. Segalanya bisa dijadikan peluang duit, ya
    Sekelas sewain tiker aja kepikiran bisa dijadikan cuan 😂😂😂

    BalasHapus

Posting Komentar